Awal sejarah berdirinya BOS adalah tahun 1991 yang merupakan proyek rehabilitasi orang utan, beberapa kali bergantian nama hingga akhirnya terbentuklah Yayasan Penyelamat Orang utan Borneo (The Borneo Orang Utan Survival Foundation) atau disingkat BOS.
Bos – Satwa terletak di Jalan Balikpapan – Handil KM 44 Kel. Margomulyo, Kec. Samboja, Kutai Kartanegara denagn alamat Websitehttp://www.orangutan.or.id
Kegiatan utama dari BOS adalah melakukan rehabilitsasi satwa sebelum di lepaskan ke habitat aslinya.
Kegiatan utama dari BOS adalah melakukan rehabilitsasi satwa sebelum di lepaskan ke habitat aslinya.
Areal BOS – Samboja adalah seluas kurang lebih 1800 Ha dan menjadi tempat perlindungan satwa liar, terutama bagi Orang utan dan Beruang Madu yang tidak dapat dilepas liarkan ke alam karena penyakit, umur yang sudah tua dan ccat lainnya.
Terdapat enam pulau buatan yang sengaja diperuntukkan sebagai tempat orangutan. Kawasan Konservasi satwa juga dilengkapi dengan Sekolah Hutan yang mneyediakan tempat bermain dan pengenalan kembali keterampilan yang diperlukan orangutan untuk hidup setelah dilepas liarkan ke habitat aslinya.
BOS juga memiliki sebuah program eco wisata yang disebut SAMBOJA LODGE yang mengedepankan misi kelestarian lingkungan di dalamnya. Beberapa paket yang ditawarkan dalam program Samboja Lodge adalah mengikuti beberapa kegiatan harian Yayasan BOS dalam Program Rehabilitas Satwa (Orangutan dan Beruang Madu), kegiatan rehabilitasi lahan kritis, kegiatan kebun organik, kegiatan pembuatan pupuk organik (Kompos) dan pengamatan kehidupan liar yang ada di sekitar areal BOS – Samboja Lestari.
Lanjut ke PANTAI TANJUNG HARAPAN
Salah satu obyek wisata yang dimiliki Kecamatan Samboja adalah Pantai Tanah Merah Tanjung Harapan. Pantai ini memiliki pesona alam yang tidak kalah dengan pantai – pantai di daerah lain. Keunggulannya terletak pada panoramanya yang masih alami. Hal yang membuat pantai ini selalu menjadi pilihan bagi warga Kaltim dan wisatawan dari luar daerah kala menikmati hari libur.
Di pantai ini, pepohonan cemara dan bakau tumbuh merimbun. Hamparan pasir putih nan bersih seakan permadani alam yang tak ada bandingannya. Karenanya, tidak sedikit pengunjung yang datang menggelar tenda dan camping semalam di pantai kebanggaan warga Samboja itu.
Salah satu tokoh masyarkat setempat, Akhmad Syafi’i mengatakan, Pantai Tanah Merah Tanjung harapan ini masih alami tanpa ada rekayasa apa pun. Namun, seandainya obyek wisata tersebut mendapat sentuhan profesional, ia yakin pantai ini menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kukar. Bahkan, bisa saja menyaingi pesona pulau Kumala Tenggarong. “Pantai memang dibiarkan begitu saja agar kealamiannya tetap terjaga sekaligus menjadi identitas Pantai Tanah Merah Tanjung Harapan samboja ini,” tegasnya. Namun, karena tak dikelola itu lah, pantai Tanah Merah harus berjibaku sendirian melawan kekuatan alam. Makin lama, kondisinya kian tak terurus karena tergerus oleh abrasi air laut. “Banyak pohon – pohon cemara dan jenis lainnya yang usianya mencapai ratusan tahun terancam musnah jika tidak diantisipasi sejak sekarang,” katanya. Karena itu, Syafi’i berharap, Dinas Budaya dan Pariwisata memberikan perhatian lebih terhadap pantai Tanah Merah.
Memang, pengelolaan obyek wisata ini di bawah kendali dinas budaya dan pariwisata. Setiap akhir pekan, ada penjaga yang menarik retribusi setiap pengunjung. Namun, sebatas itu saja. Tidak ada pengelolaan terhadap sarana dan prasarananya.Entahbungalow, panggung pertunjukan, hingga ketersediaan aliran listrik dan air bersih, serta promosi yang cukup agar bisa menarik pengunjung lebih banyak lagi. Ayoo kesini yaa :) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar